Skip to main content

Posts

Showing posts from February, 2020

Unpredictable Trip to Gunung Batur

Warning : Pendakian gunung batur yang saya akan ceritakan pada postingan kali ini tidak dapat ditiru dan tidak mengandung unsur edukasi hanya bernostagia, I went there without any proper preparation, research, and gear. Mengingat banyaknya kasus hyportemia atau kejadian-kejadian yang kurang mengenakan terjadi di gunung maka dengan penuh kerendahan hati saya memohon maaf untuk itu, tapi biarlah ini menjadi cerita dan pembelajaran bagi diri saya sendiri dan mungkin teman-teman yang kebetulan membaca. 1.717 mdpl tinggi gunung yang dimiliki Batur ini selalu memiliki daya pikat untuk menapakan kaki ditanahnya yang harum, lanskap yang menakjubkan, serta dingin yang mampu menelisik pori-pori kulit dengan lembut kemudian menguasai. 2019, menjadi tahun paling terkutuk yang pernah gue alami kesibukan sebagai mahasiswa nocturnal yang nggak hanya menghabiskan waktu dibangku perkuliahan tapi juga kesekretariatan dan tongkrongan pinggir jalan ngebuat intensitas jalan-jalan gue berkuran...

Bacut

Malam ini boleh kita bercerita tentang  semu sang perecok yang berselumu dalam angan? seperti kecalingan yang tumbuh subur menjalar dibawah pagar-pagar beton gedung tua itu. Sejujurnya saat akhirnya aku berhasil menerimamu hanya sebatas donganku, aku berbohong, karena sebenarnya ada begitu banyak rasa-rasa yang tidak pernah aku lihatkan. Kamu menganggap kita telah sampai pada titik adalat tapi nyatanya masih ada “tidak” yang tersirat sejatinya kita tidak pernah sampai pada kata sepakat sebab semakin kita jauh bukankah kita semakin merasa terikat? Atau ini hanya perasaanku saja? Bunyi alosu malam itu membuatku tidak berhenti untuk terus menyemai tiap kisah yang pernah sama-sama terlewati. Ia tidak pernah berlalu begitu saja. Melodi-melodinya berhasil membaji hati, membentuk dimensi yang akhirnya mengijinkanmu untuk masuk kembali, ah! Aku benci hal ini. Masih ingat saat kali pertama aku mekasamu meminum bratawali? Gerak-gerik aversimu membuatku semakin menginginkanmu un...

Menyendiri adalah Galib

Sebagian teman-teman gue memandang gue sebagai orang yang memiliki hobi yang membosankan.  Yap, jalan-jalan sendiri, pergi ke caffe sendiri, dan every single things yang berbau-bau kesendirian. Gue bukan penderita schizoid pun avidant personality disorder atau salah satu member dari kaum anti-sosial, bukan. Gue tetaplah kaum proletar yang terkadang memang menghadiahkan ruang bagi partikel terkecil didalam hati  gue dengan gue sendiri. Tapi harus gue klarifikasi pun ketika gue suka duduk di coffeshop sendiri memandangi jalanan, sibuk dengan gawai, laptop, bahkan membaca buku juga membaca manusia dari cara mereka saling berinteraksi, saling tertawa bahkan saling bertatap bagi gue itu menyenangkan tapi you need to know that sometimes I need someone to talk with. The conclusion is I love to be in a company but at the same time I need my own space. Awalnya, seperti manusia pada umumnya gue juga menikmati saat-saat gue harus nongkrong bareng mereka, tertawa bareng mereka, ...