Saat gue menulis ini gue masih tercatat sebagai pejuang Bahasa Inggris yang masih mencoba berkawan baik dengan segala bentuk aturan tatanan bahasa yang sering kali membuat gue jarang bisa tertidur pulas. Semalam gue mengalami kejadian yang nggak terduga, entah bagaimana ceritanya pukul tiga dini hari mendadak perut gue sembelit, gue berada di posisi antara terbangun dan masih tertidur, otak gue belum dapat bekerja maksimal, mendadak gue ngebuat kalimat dengan konsep dua kejadian dan conditional sentence mengaitkan dua hal yang terjadi dan gue rasakan sampai akhirnya gue terbangun dan berjalan menuju toilet. Pagi, setelah kejadian itu saat baru saja gue “benar-benar bangun”gue tertawa sendiri teringat kekonyolan beberapa jam lalu, bisa-bisanya gue masih mikir Bahasa Inggris dalam kondisi setengah sadar dan hebatnya itu muncul aja gitu dengan tiba-tiba tanpa gue minta. Entahlah itu sebagai tanda gue mulai mencintai segala bentuk grammar atau memang kondisinya mendekati ujian sehingga Bah...