Rasanya perjalanan pulang kemarin adalah bukan tentang perjalanan keluar, ia adalah perjalanan kedalam. Tepat pukul 08.00 kereta kahuripan yang harusnya membawa saya dari Lempuyangan – Jombang masih belum ada kabar, terjebaklah saya di smoking area memandangi langit yang sedari tadi merengek hingga menumpahkan airmatanya ke tanah. Saya buka gawai tua saya, melihat kembali pesan-pesan lama yang masih mengendap dalam WhatsApp saya. Muncul satu pesan dari sahabat seperjuangan saya, Sabri. Seorang kawan yang selalu menjadi tempat saya mencurahkan kegetiran tentang apapun selama kami masih sama-sama berjuang sebagai tutor camp dengan banyak drama dibaliknya. “ hold your tears and be patient with your life. Like I did” “Having enough money is better than having a lot but you couldn’t feel the sense of being struggle.” Yap, pesan itu saya terima saat kali pertama saya memutuskan untuk mencoba hidup tanpa hingar-bingar kehidupan camp dan rasanya pesan itu cukup relate dengan perasa...