HARRIS PURI MANSION Aku tidak dilahirkan di tempat di mana orang terbiasa bangun pagi demi mengejar KRL, mengenakan jas hitam yang terlalu panas untuk iklim tropis, lalu bergegas ke kantor hanya untuk terjebak macet dua jam dan duduk di meja dengan ekspresi yang sama seperti wallpaper laptop mereka, datar dan tidak punya harapan. Tidak. Aku tidak lahir di sana. Aku lahir di kabupaten kecil yang kalau kamu sebut namanya di Jakarta, kemungkinan besar mereka akan mengira itu nama varian mi instan. Setiap pagi yang aku kenal sejak kecil bukan suara deru mesin mobil atau klakson yang saling sambar seperti adu gengsi antar pengemudi. Suara yang membangunkanku adalah jangkrik dan kadang sapi tetangga yang berhasil lepas dari kandangnya. Pemandangan harianku bukan gedung pencakar langit, tapi sawah menguning, anak-anak sekolah yang pulang tanpa sepatu karena main bola di lapangan becek, dan ibu-ibu yang menggiling cabe sambil bergosip tentang siapa yang mulai berani menyicil motor matic. ...