Skip to main content

Kesan Menjadi Peserta LKMM TM 2019 KEMENRISTEKDIKTI - Bali

“Setiap tempat memiliki ceritanya masing-masing apapun yang dilakukan singkat pun lama selalu memberikan kenangan dan kesan yang susah untuk dilupakan tapi ia mungkin akan memudar seiring dengan hadirnya kenangan-kenangan baru yang telah menunggu didepan sana. Hanya kata semoga yang mampu mengingatkan kembali pembelajaran yang tersemai dalam tiap inchi kenangannya”
LKMM TM 2019 DIARY – ATANAYA HOTEL

Bersama delegasi dari seluruh perguruan tinggi di Bali
Pertama, aku mau ngucapin super terimakasih kepada Presiden Mahasiswa dan teman-teman di BEM KBM PNB 2019 yang telah memberikan restu untuk menjadi salah satu delegasi kampus untuk menyemai ilmu di LKMM TM 2019 yang diadakan kemeristekdikti meskipun aku paham seharusnya masih ada beberapa tanggung jawab yang harus aku selesaikan, serentetan rapat yang harus dihadiri, dan masih banyak lagi. Terimakasih sudah sudih dan selalu sudih mem-back up semuanya. Sesuai janji, akan ku bagi ilmu yang ku dapat kepada kalian semua wahai saudara-saudara ber-SK ku yang super wanjay hahahaha tunggu waktu dan tempat yang selow saja untuk memulainya.

Keris Squad
Kedua, terimakasih kepada kemenristekdikti dan panitia yang sudah mengadakan kegiatan super bermanfaat ini dan memberikan aku pribadi pandangan bagaimana membentuk sebuah organisasi dan bagaimana organisasi itu harusnya dijalankan. Selama ini aku melihat begitu banyak organisasi yang hanya menjalankan program kerja turunan tanpa melihat kembali relevansi dari visi yang ditetapkan, padahal program kerja hanyalah sebuah alat atau cara untuk mencapai visi, ketika visi berubah harusnya alat atau caranya pun selaras menyesuaikan that’s the point. Begitu banyak ilmu yang aku dapetin dari mulai kepemimpinan, step by step to build an organization, sampe menyusun rencana pengembangan organisasi atau RPO yang membuat aku dan team harus rela kehilangan jam tidur yang secara teknis nggak mungkin juga bisa aku ketik dan jabarin disini, but that was worth it. Jika pada lembar kuesioner ada pertanyaan apakah kegiatan ini penting dan harus diikuti oleh mahasiswa maka dengan tegas jawabanku adalah penting, sangat penting.

Kabid Kelar BEM & Kakom D MPM
Ketiga, Terimakasih kepada bapak-bapak pemandu yang telah bersabar dalam mendampingi dan melatih kami. Nggak pernah lelah berbagi materi, bahkan mungkin jam istirahat bapak kami ganggu hanya untuk sekedar menjadi sumber jawaban dari banyak materi yang nalar kami susah mengerti. Terimakasih sebab terkadang bapak-bapak telah berhasil membuat kecerdasan kami menurun sepersekian persen, kredibilitas dan kapabilitas bapak-bapak sebagai pemandu sudah nggak usah diragukan lagi. Setiap materi yang disampaikan dibedah hingga tuntas, meskipun keterbatasan waktu hanya memberikan sedikit ruang untuk kita bisa berdiskusi lebih dalam lagi, apapun itu dedikasi bapak-bapak sekalian adalah hal paling luar biasa yang akan selalu mendapatkan apresiasi paling tinggi. Semoga suatu saat nanti kami alumni LKMM TM 2019 ini dapat menjadi pemimpin yang memberikan manfaat bagi sekitar maupun negara yang kita cintai bernama Indonesia.

Bapak Budi, my favorite trainer yang selalu berhasil membuat kecerdasan menurun sepersekian persen
Keempat, terimakasih kepada teman-teman peserta LKMM TM 2019 yang berasal dari seluruh universitas di Bali karena telah membersamai dalam melewati tiga hari yang padat ini. Ngurah, roommate dari ISI Denpasar yang setia menjadi alarm pagiku, Bang Wid yang menjadi teman begadang menyelesaikan RPO dan teman berdiskusi sampai jam empat pagi, Dayu Sawitri, Dayu Indah, Eka, Gus Mahen rekan se-team KERIS yang tiap-tiap dari kalian memiliki idealisme, gagasan yang luar biasa serta semuanya yang nggak bisa disebutin satu persatu. Aku akan selalu rindu waktu senggang yang kita gunakan untuk berdiskusi tentang gagasan untuk negeri dimasa depan. Aku akan selalu rindu cangkir-cangkir kopi yang kita nikmati hanya untuk tidak menyia-nyiakan pertemuan. Apapun itu semoga mimpi-mimpi yang pernah kita ucap akan selalu menjadi hal positif yang akan selalu kita ingat untuk diperjuangkan.

Bang Wid,
delegasi Universitas Warmadewa
 teman diskusi sampai pagi
Terakhir, LKMM TM 2019 itu bukan tentang terjebak pada sebuah kenangan sebab  perjalanan  adalah selalu tentang berpindah, berpindah dari satu kenangan menuju kenangan lainnya sebab awal akan selalu bersanding dengan akhir. Memaknai pertemuan adalah tentang memaknai pembelajaran yang didapat. Sebagai mahasiswa vokasi terkadang sering kali sebagian dari kita  terjangkit “Inferiority Complex Syndrome” jika harus bergaul dengan teman-teman dari Universitas, bukan karena ke-tidakmampu-an tapi lebih kepada ke-tidakmau-an Yap, keapatisan kita terhadap dunia hukum dan politik pada akhirnya menggiring sebagian besar dari kita menjadi mahasiswa yang apolitis, padahal sejatinya hukum dan politik adalah hal paling mendasar sebagai mahasiswa, sebagai warga di negara hukum. Mendengar pandangan-pandangan mereka selalu dapat menghadirkan nafas baru, pembelajaran baru, dan Yap, kenangan-kenangan baru. Tidak, LKMM TM tidak belajar tentang politik tapi tentang gagasan, spirit muda, pemimpin, dan persahabatan. Bukan tentang siapa yang terbaik tapi siapa yang paling bisa belajar, menyemai ilmu tidak selalu harus di bangku kelas bukan? Semuanya akan menjadi biasa saja, ketika tidak ada cangkir-cangkir kopi yang dibagi  tiap malam, ketika tidak kehilangan jam tidur, ketika tidak merasakan malam yang kepagian. Ada pepatah yang pernah bilang bahwa “Bergaulah dengan tukang parfum maka kau akan terciprat wanginya,bergaulah dengan pande besi maka kau akan terciprat percikan apinya, dan bergaulah dengan pejuang RPO maka kau akan terciprat ke-STUPID PERMANEN-annya”

Bersama para pelatih LKMM TM 2019 - BALI 
Tidak ada kata yang lebih terhormat, selain kata terimakasih untuk lelah-lelah, tawa-tawa, jayus-jayus, dan gagasan-gagasan yang luar biasa. Teman-teman LKMM TM 2019 - Bali, terimakasih untuk produktivitas tiga hari ini. Semoga dipertemukan pada keajaiban lainnya.


Panjang umur perjuangan, Hidup Mahasiswa!

Catatan 29 Agustus 2019

Comments

  1. Wow sangat menginspirasi bung

    ReplyDelete
    Replies
    1. Buik terimakasih, siapakah dirimu wahai anonymus hahaha

      Delete
  2. Pengalaman yang luar biasa Al. Salam damai, semangat bro panjang umur perjuangan!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Siap bapak kabid pengabdian masyarakat! sukses buat kita selamat lengser!!!!

      Delete
  3. Replies
    1. wkwkwkwkw meliang ice cream malu Mad hahaha

      Delete
  4. Replies
    1. Weh baca juga ternyata!!! Mantap kembali bosku!!!

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

In Order to Fall in Love with Myself – Again

Being single for quite a long time has opened a new chapter of my life, the loss of confidence in rebuilding a relationship. Love once felt so simple, coming naturally, without much drama. Now, my life is filled with heavier things. Aging, a world that keeps moving faster, post college debts waiting to be paid, and work that seems endless have taught me to manage myself more wisely. Youngerself Yap, Life hasn’t been quiet. As I get older, I feel like the world is getting louder and busier, while I’m trying to keep up. Somewhere along the way, the idea of falling in love started to feel less important, maybe even impossible, hahaha. Alfa, when will you take the next step? ” - It means finding love again. But am I ready? He was so confident with his imperfection I paused when I heard that question. I stood in front of the mirror, staring at myself, trying to find answers. But instead of clarity, I felt something else, fear. Not fear of being alone, but fear of opening myself up a...

25 LITER

Bagi saya mengajar adalah perihal yang tidak hanya sebatas berdiri didepan kelas, menjelaskan, kemudian selesai. Mengajar adalah perihal yang lebih daripada itu, tak hanya melibatkan kepala namun sejatinya mengajar melibatkan pula hati didalamnya. Pengajar yang belum bisa mengajar itu salah tapi yang lebih salah lagi adalah sistem yang membiarkan pengajar yang tidak bisa mengajar itu mengajar. “Tapi bukankah bisa learning by doing ?” “Dulu Bro Alfa juga awal-awal ngajar   juga pasti nggak kompeten, kan?” “There’s no one who deserves at first, Bro” Semenjak menjadi kepala divisi kelas ada satu hal yang akhirnya terjawab atas pertanyaan-pertanyaan diatas. Jauh sebelum saya memutuskan untuk mengajar tentu titik awal saya adalah belajar, kemudian saya mengambil kesempatan-kesempatan untuk mengajar dengan menjadi sukarelawan pada beberapa kegiatan yang memiliki keterkaitan dengan dunia pengajaran selain itu membangun relasi dengan orang-orang yang berprofesi sebagai pengajar ada...

The First Step of Learning Leadership – Badan Eksekutif Mahasiswa

  Ever since I started taking on roles in classes, organizations, and companies, I’ve often asked myself: What does it take to be a good leader? For a long time, I didn’t know the answer. I first learned basic leadership skills when I became the class secretary. That was when I practiced talking to both classmates and teachers. Later, at university, I became the class representative, which taught me about how the system worked in my department. My skills grew even more when I was chosen as Kabid Penalaran dan Keilmuan in the Badan Eksekutif Mahasiswa at Bali State Polytechnic, where I led a team of six people. Now, I feel lucky to be the head of a division in the institution where I work, and I see it as a gift from God. Through these experiences, I’ve faced many challenges working with different people. As a leader, I’ve learned to communicate well with my superiors and my team, both one on one and in groups. These experiences have shaped the way I talk and work with others, ...