Skip to main content

Posts

RESIGN

Halo Blogspot! Entah mengapa, setiap kali membuka laman ini, aku selalu merasa seperti pulang ke ruang paling jujur dalam kepalaku. Di sini, tidak ada keharusan untuk memilih diksi yang mengilap, tidak ada tuntutan gaya bahasa yang mencolok, dan tidak ada suara-suara yang meminta agar semuanya terdengar sempurna. Blog ini seperti tempat duduk tua yang nyaman di sudut kafe yang lusuh, tapi selalu bisa menjadi tempat kembali. Dan hari ini, aku ingin bercerita. Tentang sebuah keputusan besar, Resign. Iya, aku akhirnya resign. Sebuah keputusan yang tidak muncul dalam semalam, tidak juga karena amarah atau kekecewaan sesaat. Justru sebaliknya, keputusan ini datang setelah waktu yang panjang, saat aku mulai merasa bahwa pertumbuhan bukan lagi tentang apa yang bisa kudapat, tapi tentang apa yang bisa kuselami. Di usia yang kalau dipikir-pikir sudah cukup untuk menyadari bahwa kenyamanan bisa menjadi jebakan yang halus, aku mulai mempertanyakan ulang tentang untuk apa semua ini? Bukan karena p...
Recent posts

Meromantisasi Bali dan Nilai-Nilai Hidup yang Aku Pelajari - Bagian 1

  Memimpin acara perpisahan dengan Siswa dan Masyarakat Desa Sekardadi dalam Kakak Asuh 2018 Bali, dengan segala pesonanya, bukan hanya menawarkan keindahan yang memanjakan mata, tetapi juga menghadirkan ruang bagi jiwa untuk bertumbuh. Di antara aroma dupa yang menyatu dengan udara pagi, suara gamelan yang mengalun dari pura-pura kecil di sudut jalan, dan senyum tulus yang tak pernah absen dari wajah penduduknya, aku menemukan pelajaran yang lebih dalam dari sekadar lanskap eksotis atau ritual sakral. Aku datang ke Bali dengan membawa pemahaman yang sudah tertata rapi tentang dunia, tentang agama, perbedaan, dan keyakinan. Tapi ternyata, pulau ini memiliki caranya sendiri untuk mengajarkan sesuatu yang tak pernah kubayangkan sebelumnya. Salah satu pengalaman yang paling membekas dalam ingatanku terjadi saat bulan Ramadhan, ketika aku bergabung dalam kegiatan Kakak Asuh , sebuah program sosial yang bertujuan memberikan pelatihan bagi anak-anak sekolah di pedesaan Bali. Kegiatan...

Tentang Beasiswa adalah Tentang “Maaf Aku Memilih Berhenti Berlari”

Hidup rasanya tidak pernah berhenti menjadi perjalanan yang penuh paradoks. Aku terus berlari mengejar tujuan, tapi sering lupa menikmati jalan yang kutempuh. Dalam hiruk-pikuk dunia yang tak pernah berhenti menuntut, aku kehilangan ruang untuk mendengar suara terdalam jiwaku sendiri. Aku lupa, bahwa menjadi manusia berarti memberi ruang pada diri untuk merasa, termasuk untuk merasa lelah. Lelahku bukan tanda kelemahan. Ia adalah bahasa tubuh dan jiwa yang berbicara ketika tuntutan dunia melampaui batas kemampuanku. Tapi entah mengapa, aku sering mengabaikannya. Seolah-olah terus bergerak adalah satu-satunya pilihan yang benar. Aku memaksa diriku untuk terus maju, hingga yang tersisa hanyalah kepingan diriku yang tak lagi utuh, sama sekali. Aku pernah bertanya pada diriku sendiri “Untuk siapa sebenarnya aku berlari?” “Apa yang sebenarnya aku kejar dalam perlombaan yang garis akhirnya bahkan tak kupahami?”   “Apa yang benar-benar penting bagiku?” 2024, pasca dibabak belu...

The First Step of Learning Leadership – Badan Eksekutif Mahasiswa

  Ever since I started taking on roles in classes, organizations, and companies, I’ve often asked myself: What does it take to be a good leader? For a long time, I didn’t know the answer. I first learned basic leadership skills when I became the class secretary. That was when I practiced talking to both classmates and teachers. Later, at university, I became the class representative, which taught me about how the system worked in my department. My skills grew even more when I was chosen as Kabid Penalaran dan Keilmuan in the Badan Eksekutif Mahasiswa at Bali State Polytechnic, where I led a team of six people. Now, I feel lucky to be the head of a division in the institution where I work, and I see it as a gift from God. Through these experiences, I’ve faced many challenges working with different people. As a leader, I’ve learned to communicate well with my superiors and my team, both one on one and in groups. These experiences have shaped the way I talk and work with others, ...

In Order to Fall in Love with Myself – Again

Being single for quite a long time has opened a new chapter of my life, the loss of confidence in rebuilding a relationship. Love once felt so simple, coming naturally, without much drama. Now, my life is filled with heavier things. Aging, a world that keeps moving faster, post college debts waiting to be paid, and work that seems endless have taught me to manage myself more wisely. Youngerself Yap, Life hasn’t been quiet. As I get older, I feel like the world is getting louder and busier, while I’m trying to keep up. Somewhere along the way, the idea of falling in love started to feel less important, maybe even impossible, hahaha. Alfa, when will you take the next step? ” - It means finding love again. But am I ready? He was so confident with his imperfection I paused when I heard that question. I stood in front of the mirror, staring at myself, trying to find answers. But instead of clarity, I felt something else, fear. Not fear of being alone, but fear of opening myself up a...

25 LITER

Bagi saya mengajar adalah perihal yang tidak hanya sebatas berdiri didepan kelas, menjelaskan, kemudian selesai. Mengajar adalah perihal yang lebih daripada itu, tak hanya melibatkan kepala namun sejatinya mengajar melibatkan pula hati didalamnya. Pengajar yang belum bisa mengajar itu salah tapi yang lebih salah lagi adalah sistem yang membiarkan pengajar yang tidak bisa mengajar itu mengajar. “Tapi bukankah bisa learning by doing ?” “Dulu Bro Alfa juga awal-awal ngajar   juga pasti nggak kompeten, kan?” “There’s no one who deserves at first, Bro” Semenjak menjadi kepala divisi kelas ada satu hal yang akhirnya terjawab atas pertanyaan-pertanyaan diatas. Jauh sebelum saya memutuskan untuk mengajar tentu titik awal saya adalah belajar, kemudian saya mengambil kesempatan-kesempatan untuk mengajar dengan menjadi sukarelawan pada beberapa kegiatan yang memiliki keterkaitan dengan dunia pengajaran selain itu membangun relasi dengan orang-orang yang berprofesi sebagai pengajar ada...

KEHIDUPAN FREELANCER, SKRIPSI, DAN KE MAHA BAIKAN ALLAH

Sebenarnya nggak sekali dua kali murid-muridku pada heboh ngasih tahu untuk segera berhenti jadi pengajar sebab dengan potensi-potensi yang aku punya seharusnya aku bisa mendapatkan pekerjaan yang jauh lebih layak dengan pendapatan yang lebih banyak ketimbang bertahan ditempat aku mengajar saat ini. Banyak orang pula yang mengira bahwa kurva ekonomiku ini sangat stabil sebab selain mengajar Alhamdulilah Allah mempercayakan amanah menjadi kepala divisi asrama dan kemudian berpindah menjadi kepala divisi kelas, terminologi   kerennya sih Head of Departement a.k.a HOD of Class Division *tsah. Tapi, tidak se-stabil itu sebab upah menjadi HOD juga tidak sefantastis yang anda bayangkan juga caraku mengelola keuangan masih sangat-sangatlah jauh dari kata sempurna, jadi aku mau sambat dalam kedok menulis hahahaha. Iya, manajemen keuangan adalah hal yang perlu aku atur ulang strateginya. Nah, ketika aku menjabat sebagai HOD tentu pundi-pundi pemasukanku bertambah meskipun dalam hitung-hit...